komerce.id – Belum banyak yang mengetahui tentang istilah job order costing, padahal istilah ini sering digunakan dalam sebuah perusahaan. Jadi, job order costing adalah sebuah metode yang biasa digunakan untuk menghitung biaya produksi.
Secara garis besar, bisa dikatakan juga bahwa job order costing ini sebagai metode penentuan harga pada sebuah barang atau jasa. Perhitungan tersebut dilakukan berdasarkan dari banyaknya pesanan seperti bahan baku, biaya overhead, hingga biaya tenaga kerja.
Perlu kamu tahu, job order costing berbeda dengan activity based costing. Nah, untuk mengetahui lebih lanjut mengenai apa yang dimaksud dengan job order costing, maka kamu bisa simak artikel ini dari awal hingga akhir.
Baca juga: Apa Itu SKU?
Apa Itu Job Order Costing?
Sebelumnya, sudah kamu ketahui bahwa job order costing merupakan istilah yang merujuk pada metode perhitungan biaya produksi sebuah barang atau jasa. Singkatnya, job order costing adalah metode akumulasi biaya yang digunakan untuk item atau kumpulan item yang unik dari setiap pesanan pelanggan berbeda.
Dengan menggunakan sistem ini, sebuah perusahaan dapat menentukan harga dari masing-masing produk mereka. Sistem ini juga memungkinkan sebuah perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dengan biaya setiap produk yang masih masuk akal bagi para pelanggan.
Selain itu, job order costing juga dapat memperhitungkan biaya produksi karena bisa melacak berbagai informasi dari sumber keuangan misalnya biaya material, faktur pemasok, catatan penggajian, hingga alokasi overhead.
Bagian akuntansi perusahaan juga akan memanfaatkan sistem ini untuk melakukan pengumpulan data serta melacak dan menghitung data tersebut pada lembar biaya pekerjaan.
Pelacakan produk-produk dalam perusahaan juga sebetulnya bisa dilakukan dengan menggunakan database pesanan. Database tersebut dapat digunakan untuk melacak setiap produk berkat nomor identifikasi unik di dalamnya.
Setiap produk yang berhasil dilacak oleh sistem penetapan biaya pembuatan, maka produk tersebut akan membutuhkan tingkat biaya pemesanan.
Tingkat biaya pemesanan tersebut nantinya akan berisi jumlah bahan untuk kebutuhan produksi, waktu produksi, jumlah orang yang terlibat dalam kegiatan produksi, hingga overhead manufaktur produk.
Baca juga: Pengertian Delivery Note
Manfaat Job Order Costing
Sebelumnya, kamu sudah mengetahui apa yang dimaksud dengan job order costing hingga apa saja bedanya dengan process costing. Jadi, kamu sudah seharusnya juga mengetahui tentang manfaat dari job order costing itu sendiri.
Job order costing adalah sesuatu yang akan memberikan banyak keuntungan untuk orang yang menggunakannya. Berikut ini ada beberapa manfaat dari job order costing:
- Sebagai bahan pertimbangan untuk menerima atau menolak sebuah pesanan;
- Membantu dalam menentukan harga jual serta beban proses produksi;
- Mengontrol biaya serta proses produksi yang telah terjadi;
- Memisahkan keuntungan dengan lebih jelas dan menjadikan keuntungan-keuntungan tersebut sebagai perbandingan;
- Membantu proses perbandingan setiap biaya aktual dan menjadi analisis riwayat pemesanan.
Perbedaan Job Order Costing dan Process Costing
Selain job order costing, istilah lain yang mungkin saja kamu temui yaitu process costing. Keduanya tentu memiliki makna yang berbeda.
Process costing adalah sebuah metode yang digunakan untuk mengidentifikasi berbagai biaya secara spesifik dalam komponen biaya kegiatan produksi. Kegiatan produksi ini berarti proses mengolah bahan baku menjadi produk yang matang.
Jika nilai dan biaya yang dihitung melalui process costing sudah diketahui, maka pihak perusahaan akan lebih mudah saat pengambilan keputusan.
Melalui metode process costing juga, kamu dapat mengetahui secara detail bahwa gaji merupakan pekerjaan atau biaya pekerjaan yang diberikan dalam menanggapi berbagai tuntutan pekerjaan dari konsumen.
Menetapkan biaya pekerjaan juga bisa dihitung ketika pesanan kerja telah selesai tanpa perlu menghitung kesalahan maupun kerugian dari proses manufaktur.
Contohnya yaitu saat menghitung dan menetapkan biaya pesanan dari proyek manufaktur untuk meja, kursi, serta karyawannya yang terlibat. Dilihat dari job order costing, yaitu biaya dibebankan langsung pada setiap proses kegiatan manufaktur untuk melakukan produksi suatu produk.
Perhitungan biaya dengan metode job order costing adalah melakukan penjumlahan dari banyaknya produk yang telah dihasilkan tiap-tiap unit.
Sedangkan jika biaya dihitung dari aktivitas, maka jika ada pesanan untuk suatu produk berubah menjadi tidak tersedia atau bahkan produksinya hilang, hal tersebut akan dihitung serta dicatat sebagai kesalahan proses produksi.
Dengan begitu, penggunaan job order costing akan jauh bisa lebih menghemat biaya atau anggaran perusahaan.
Baca juga: Pengertian Picking dalam Gudang
Contoh Job Order Costing
Walaupun sudah mengetahui arti job order costing beserta manfaatnya, tapi tentu akan lebih mudah jika kamu mengetahui contoh nyatanya juga.
Meski dalam setiap perusahaan nama dan sistem dari metode ini sama, tapi penetapan biayanya tentu akan berbeda tergantung dari masing-masing perusahaan.
Berikut ini ada beberapa jenis bisnis yang menggunakan sistem penetapan biaya pekerjaan dan perbedaan proses untuk melacak inventaris, di antaranya:
1. Firma Hukum dan Bisnis Akuntansi
Dua bidang bisnis ini pasti akrab dengan job order costing. Pasalnya, seorang pengacara maupun akuntan akan sering menggunakan sistem yang satu ini untuk melacak waktu serta sumber daya yang mereka habiskan untuk setiap klien mereka.
Contohnya yaitu job order costing oleh pengacara saat menghadapi klien untuk kasus perceraian. Pengacara akan memberikan nasihat hukum dasar serta dukungan untuk proses penyelidikan hukum, pertemuan klien dengan pengacara, atau saat sumber daya tambahan ketika tidak perlu.
Jika pekerjaan tersebut cukup kompleks dan mengharuskan pengacara untuk menambah waktu penyelidikan, jumlah pertemuan, hingga sumber daya lainnya, maka pengacara tersebut akan membutuhkan biaya pekerjaan untuk menghitung jumlah klien dengan tepat.
2. Pelayanan Medis
Selain pengacara, pelayanan medis seperti rumah sakit atau klinik juga akan membutuhkan sistem ini. Terlebih jika klinik ini menggunakan klaim khusus untuk menentukan berapa biaya dari masing-masing pasien.
Saat seorang pasien datang ke klinik hendak melakukan pemeriksaan medis, maka biasanya pasien tersebut akan membutuhkan perawatan yang cenderung sedikit.
Pengalaman pasien pastinya akan berbeda-beda berdasarkan kebutuhan. Karena itu, tim akuntansi dari klinik akan memastikan bahwa mereka memiliki serta menghasilkan dana yang cukup untuk menunjang sumber daya berdasarkan pada setiap layanan mereka.
3. Studio Film
Sebuah studio foto akan membutuhkan job order costing untuk melacak gaji para karyawan, lokasi, kostum, alat peraga, serta biaya alat-alat film. Studio tersebut akan memperkirakan biaya pembelian berbagai item penunjang serta mempekerjakan karyawan untuk membuat anggaran lainnya.
Jika anggaran telah diperkirakan, mereka akan merekrut kru film untuk membeli sumber daya pembuatan film. Mereka juga akan melacak pekerjaan karyawan melalui kartu waktu kerja.
4. Perusahaan Konstruksi
Perusahaan konstruksi yang mendesain bangunan secara khusus akan memperkirakan biaya dari setiap produk yang mereka butuhkan untuk membangun bangunan tersebut. Mereka akan membuat penawaran di atas lembar biaya tenaga kerja.
Penawaran tersebut kemudian akan ditunjukkan pada manajer atau pemilik langsung untuk meminta persetujuan. Jika sudah, perusahaan akan melacak kemajuan serta pengeluaran untuk memastikan anggaran terpenuhi.
Dari uraian di atas, kamu bisa mengetahui bahwa job order costing adalah sebuah sistem atau metode yang akrab digunakan dalam berbagai sektor bisnis. Perannya juga tidak bisa disepelekan karena menyangkut biaya serta anggaran produksi dan lainnya.
Penetapan job order costing memecah setiap pengeluaran (tenaga kerja, bahan, dan overhead), sehingga hal ini dapat menentukan profitabilitas suatu proyek dan bisa memberi tahu apakah itu layak untuk dikejar.