Storytelling: Pengertian, Proses, Teknik & Perannya dalam Marketing

komerce.id – Storytelling adalah salah satu bagian dari strategi pemasaran yang sudah ada sejak lama, namun strategi ini populer kembali belakangan ini bersamaan dengan populernya social media marketing.

Sebenarnya, storytelling atau bercerita merupakan kemampuan dasar seseorang dalam mengutarakan cerita yang pernah dialami dalam hidupnya kepada orang lain atau para pendengar. Kemampuan ini ternyata sangat powerful untuk memperkenalkan bisnis kepada khalayak umum.

Tak heran jika product manager, copywriter, dan content writer sering memanfaatkan strategi tersebut untuk menceritakan produknya, baik berupa barang atau jasa. Apakah sebenarnya storytelling di dalam dunia bisnis itu? Dapatkan informasi selengkapnya dengan membaca penjelasan di bawah ini.

Baca juga: 5 Tips Membuat Storytelling Menarik Untuk Bisnis & Brand

Arti Storytelling Adalah

pengertian storytelling menurut para ahli
Sumber gambar: fabrikbrands.com

Storytelling tidak hanya sebuah kemampuan untuk bercerita atau mendongeng, kemampuan ini merupakan sebuah alat yang penting bagi seorang marketer atau pemasar untuk mau menarik hari para calon pelanggan atau konsumennya.

Secara umum, arti storytelling adalah sebuah usaha mengumpulkan data dan menyusunnya menjadi cerita yang runtut dan utuh untuk disampaikan kepada audiens supaya timbul ketertarikan terhadap sesuatu atau produk yang ditawarkan.

Strategi yang satu ini dapat kamu terapkan ketika ingin menawarkan atau membuat iklan mengenai produk, baik barang atau jasa dengan cara merangkai kata demi kata menjadi sebuah cerita.

Sebagai contohnya, kamu merupakan seorang copywriter di sebuah perusahaan yang diminta untuk menjelaskan sebuah produk. Nah, disinilah storytelling dapat diaplikasikan untuk menjalin koneksi yang baik dengan para konsumen atau klien.

Saat kamu mampu menyampaikan cerita dengan baik, dapat dipastikan bahwa konsumen atau pelanggan akan lebih bersemangat mendengarkan dan tertarik dengan produk yang ditawarkan. Pasalnya, bercerita merupakan bahasa universal yang dapat diterima oleh sebagian besar orang.

Proses Storytelling yang Efektif

proses storytelling dalam marketing
Sumber gambar: qloapps.com

Storytelling adalah salah satu teknik marketing yang ampuh, tapi perlu kamu ketahui bahwa tidak semua storytelling mampu menghasilkan hasil yang maksimal. Agar dapat hasil yang maksimal, ikuti proses storytelling berikut ini.

1. Kenali Audiens

Tahapan pertama yang harus dilalui adalah mengenali audiens yang akan mendengarkan ceritamu. Beberapa hal yang perlu diketahui antara lain usia, tingkat pendidikan, dan berbagai referensi dari audiens tersebut.

Mengetahui beberapa hal dasar tersebut akan membantumu dalam memilih gaya bercerita, pemilihan bahasa, dan sebagainya. Kamu pun dapat menghasilkan storytelling yang baik dan menarik.

2. Tentukan Pesan Inti

Menyampaikan materi atau presentasi dengan dibalut cerita memang akan mengurangi kebosanan, tapi cerita yang terlalu panjang dan bertele-tele juga kurang disukai karena akan membuat bosan.

Agar tak membuat audiens merasa bosan dengan cerita yang kamu sampaikan, tentukan pesan inti yang akan disampaikan terlebih dahulu. Setelahnya, kamu baru dapat menambahkan beberapa kalimat tambahan sebagai pelengkapnya. Audiens akan lebih menyukai cerita yang singkat dan isinya jelas.

3. Tentukan Call To Action (CTA)

Call to Action atau CTA merupakan istilah yang kerap digunakan dalam marketing untuk menyebut ajakan kepada audiens untuk melakukan aksi. CTA dapat disampaikan melalui berbagai media, termasuk kalimat ajakan, gambar, tombol, dan sebagainya.

Dalam menyusun cerita, jangan lupa untuk menentukan aksi yang ingin kamu dapatkan dari audiens. Misalnya kamu ingin pendengar atau pembaca membeli produk, mengunjungi halaman web, dan sebagainya. Hal ini harus ditentukan secara pasti agar cerita yang disampaikan tidak sia-sia.

4. Tulis dan Bagikan

Proses terakhir yang harus kamu lakukan yaitu merangkai kalimat dan menyusunnya menjadi kesatuan cerita yang utuh. Masukkan pula hal-hal yang sudah dijelaskan sebelumnya seperti pesan inti dan call to action.

Ketika cerita sudah selesai ditulis, sekarang waktunya untuk membagikannya kepada audiens. Untuk membagikannya, kamu dapat memanfaatkan berbagai media, seperti cerita langsung di depan audiens, melalui video, tulisan di media sosial, dan sebagainya.

Baca juga: 7 Perusahaan dengan Storytelling yang Menarik dan Memukau

Teknik Storytelling yang Baik dan Menarik

teknik storytelling yang efektif
Sumber gambar: xing.com

Berikut ini adalah beberapa teknik storytelling yang baik dan menarik agar pelanggan betah membaca atau menonton sampai akhir.

1. Sparkline

Sparkline merupakan sebuah teknik bercerita dimana seseorang menjelaskan mengenai perbedaan antara peristiwa di lapangan dengan harapan atau keinginan disertai langkah-langkah untuk bisa mencapai keinginan tersebut.

Fokus dari teknik adalah memetakan masalah apa saja yang terjadi. Setelah itu, kamu juga perlu mencari solusi-solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Tujuan dari teknik sparkline sendiri adalah mempengaruhi pendengar atau pembaca dari sisi emosional sehingga mau mengikuti solusi yang kamu tawarkan.

2. Start False

Start false, seperti namanya, teknik storytelling ini berangkat dari sebuah kesalahan atau kegagalan yang pernah terjadi pada masa lampau. Kegagalan ini kemudian mengarah kepada terciptanya sebuah inovasi atau solusi sehingga penyebab kegagalan di awal tidak terjadi kembali.

Teknik start false umumnya memakai kisah-kisah atau pengalaman orang yang pernah gagal di masa lalu namun akhirnya sukses saat ini. Tujuannya sangat jelas yaitu memotivasi para pendengar dan menegaskan bahwa kegagalan bukanlah sebuah akhir, melainkan awal dari kesuksesan.

3. Monomyth

Teknik yang terakhir disebut dengan monomyth. Pencerita yang menggunakan teknik ini akan menceritakan kisah perjuangan seorang pahlawan, kurang lebih ceritanya ada seorang pahlawan meninggalkan kampung halaman kemudian menempuh perjalanan panjang untuk sampai ke tujuan.

Selanjutnya, pahlawan tersebut kembali ke kampung dan menjadi sosok bermanfaat untuk masyarakat di sana. Teknik monomyth ini bertujuan untuk memberikan inspirasi kepada pendengar atau pembaca.

Baca juga: Product Knowledge: Pengertian, Manfaat dan Pentingnya untuk Bisnis

Peran Penting Storytelling Adalah

peran storytelling dalam bisnis
Sumber gambar: grupoioe.es

Berikut ini adalah peran storytelling.

1. Memajukan Diri Sendiri dan Orang Lain

Salah satu peran dari bercerita adalah membantu pembicara atau audiens untuk meningkatkan motivasinya. Cerita yang disampaikan oleh pembicara akan mempengaruhi pihak-pihak yang mendengarnya, misalnya meningkatkan semangat untuk meraih kesuksesan.

Hal yang sama juga dirasakan oleh pembicara itu sendiri. Seseorang cenderung ingin menceritakan hal-hal baik yang telah dialaminya, termasuk kesuksesan. Oleh karena itu, dengan bercerita, seseorang akan terus berusaha menjadi pribadi yang lebih baik dari waktu ke waktu.

2. Membuat Audiens Fokus

Penelitian membuktikan bahwa hormon kortisol pada manusia akan meningkat ketika sedang mendengarkan cerita. Hormon ini mendorong seseorang untuk lebih fokus terhadap cerita tersebut. Perhatian audiens pun akan tertuju pada satu titik, yaitu cerita yang disampaikan oleh pembicara.

Oleh karena itu, cerita merupakan sebuah pengantar yang baik untuk menyampaikan hal-hal yang esensial. Misalnya seorang marketing staff menyampaikan sebuah cerita terlebih dahulu mengenai latar belakang perusahaan sebelum dirinya menawarkan produk kepada audiens.

3. Membantu Mengelola Sebuah Pelajaran Terkait Keuangan

Sebagian dari kamu mungkin akan merasa bosan atau jenuh ketika menyaksikan presentasi materi yang hanya berupa angka. Untuk mengurangi kebosanan audiens, akan lebih baik jika materi tersebut disampaikan dalam bentuk cerita.

Selain mengurangi kebosanan, menyampaikan materi atau data tentang keuangan dengan dibalut cerita juga dapat meningkatkan fokus. Hal ini telah dibahas pada poin sebelumnya. Dengan begitu, penyampaian penjelasannya pun akan lebih efektif.

4. Memberikan Nilai Lebih Pekerjaan dari Sekadar Gaji

Tujuan utama dari menjalankan bisnis dan bekerja adalah mendapatkan profit atau gaji. Keuntungan material umumnya menjadi tujuan utama. Namun sebagai pengusaha, kamu tidak bisa jika hanya memikirkan gaji untuk diberikan kepada para pegawai.

Berikan pula sesuatu yang nilainya lebih besar ketimbang gaji itu sendiri. Apakah itu? Jawabannya adalah cerita. Mungkin terdengar tidak masuk akal, namun ini adalah fakta.

Produksi hormon oksitosin di dalam tubuh manusia akan meningkat ketika mendengarkan cerita. Hormon yang satu ini mampu mendorong seseorang untuk bekerja dengan tulus dan sepenuh hati.

5. Membuat Kaya

Kepandaian seseorang dalam bercerita rupanya mampu membuat orang tersebut menjadi kaya, namun bukan berarti cerita dapat dijual begitu saja.

Pembicara yang baik akan lebih disukai oleh pendengar atau audiens, orang yang pintar bercerita juga dapat mempengaruhi orang lain dengan lebih mudah.

Saat orang-orang ada di bawah pengaruhmu, inilah saat yang tepat untuk mengarahkan mereka untuk membeli produk-produk perusahaanmu. Tak hanya itu, kamu juga dapat memengaruhi banyak orang yang untuk memperlancar bisnis yang tengah dijalankan.

6. Membangun Koneksi dengan Audiens

Hubungan antara satu orang dengan orang lain dapat dibangun dengan cara bercerita. Semakin intens bercerita, hubungan atau koneksi dengan audiens pun akan terbangun dengan kuat. Inilah alasan mengapa storytelling adalah strategi yang tepat untuk mendukung pemasaran sebuah bisnis.

Contoh sederhananya begini. Kamu ingin menawarkan produk berupa pakaian kepada konsumen. Untuk membangun koneksi dengan audiens, kamu dapat menyampaikan cerita tentang seorang ayah yang rela bekerja keras untuk mengumpulkan uang agar dapat membelikan baju untuk sang anak.

Rasa cinta dan kasih sayang juga dibutuhkan dalam proses marketing. Dengan melibatkan dua hal tersebut, akan terjalin kedekatan antara kamu dengan konsumen.

7. Membantu Closing Ketika Menawarkan Barang

Di atas telah sempat dijelaskan bahwa cerita merupakan strategi yang bagus untuk mencegah audiens menjadi bosan karena presentasi berupa angka.

Metode bercerita ini juga dapat dipraktekkan ketika kamu menyampaikan presentasi penawaran di hadapan klien. Alih-alih memperlihatkan data berupa angka dan grafik, kamu dapat mengemasnya ke dalam cerita yang menarik.

Ketika klien merasa tertarik, kemungkinan besar pihaknya akan memilih produk yang ada tawarkan saat presentasi tersebut.

8. Meningkatkan Produktivitas

Mendengarkan cerita dapat meningkatkan fokus dan semangat dalam bekerja. Hal ini berdampak secara langsung para meningkatkan produktivitas setia individu, termasuk para pekerja di sebuah perusahaan.

9. Membantu Seorang Pemuda “Berbahasa Sama” dengan Seniornya

Perasaan canggung kerap muncul ketika junior bertemu dengan seniornya di lingkungan kerja, hal ini sebenarnya kurang bagus karena dapat menghalangi komunikasi antara keduanya.

Namun kesenjangan atau kecanggungan tersebut dapat dikurangi dengan cara bercerita. Pasalnya, cerita akan menimbulkan kedekatan emosional yang sedikit demi sedikit akan mengikis kesenjangan antara junior dan senior.

10. Metode yang Kuat Untuk Belajar

Untuk kamu yang baru berkecimpung di dunia marketing, bercerita merupakan sebuah metode pembelajaran yang bagus. Cari tahu tentang brand atau produk yang kamu tawarkan serta latar belakang calon konsumen. Dengan itu, kamu dapat menghasilkan cerita yang bagus.


Pebisnis dan orang-orang yang bekerja di bidang pemasaran sebaiknya memahami strategi storytelling secara mendalam. Pasalnya, strategi ini dipastikan akan selalu melekat di dunia marketing, khususnya digital  marketing.

Audiens akan merasa lebih tertarik apabila kamu mampu menyajikan cerita yang menarik dan berbeda dari lainnya. Ketika audiens sudah merasa tertarik, tak akan sulit untuk mengkonversinya menjadi konsumen sesungguhnya yang membeli dan menggunakan produk-produkmu.

Namun storytelling saja jelas belum cukup, penyampaian cerita yang bagus dan menarik juga harus diiringi dengan meningkatkan kualitas produk. Jangan sampai konsumen menganggap bahwa perusahaanmu hanya menjual cerita alih-alih produk.

Bayu Kurniawan

SEO Specialist di Komerce, berpengalaman lebih dari 4 tahun dalam SEO dan sangat tertarik pada digital marketing.

Tinggalkan komentar