komerce.id – Perusahaan apapun pasti membutuhkan persediaan untuk kelangsungan bisnisnya. Baik persediaan berupa barang jadi, mentah, atau setengah jadi. Ada juga istilah inventory cost yang berperan besar dalam bisnis. Kira-kira apa pengertian inventory cost?
Persediaan barang dalam perusahaan biasanya akan disimpan untuk digunakan kembali dalam proses produksi. Inventory atau persediaan bisa membantu perusahaan dari risiko terjadinya kekurangan bahan baku atau mencegah inflasi.
Perlu kamu ketahui, setiap perusahaan akan memiliki biaya yang berbeda dalam setiap proses produksi, dari sini diketahui bahwa inventory cost memang berperan penting. Ada juga beberapa cara untuk menghitungnya. Supaya tidak bingung, berikut adalah penjelasan lengkap tentang definisi inventory cost dan cara menghitungnya.
Baca juga: Pengertian Average Inventory
Pengertian Inventory Cost
Pengertian inventory cost berhubungan dengan biaya persediaan barang yang merupakan biaya proses pemesanan inventory pada periode sebelumnya, biaya penerimaan persediaan, biaya pengirimannya, serta biaya pembayaran kepada supplier.
Perencanaan dalam pengendalian persediaan harus diterapkan dengan baik dalam perusahaan. Terjadinya kelebihan persediaan akan membuat perusahaan menanggung lebih banyak hal, mulai dari penyimpanannya, asuransi, pajak, modal, dan biaya lainnya.
Bahkan hal ini bisa membuat perusahaan menjadi rugi. Belum lagi jika barang disimpan terlalu lama dalam gudang hingga menyebabkan barang tersebut rusak.
Bukan hanya kelebihan persediaan, kekurangan persediaan juga menyebabkan masalah. Misalnya tidak dapat memenuhi permintaan klien yang memesan. Hal tersebut akan membuat daya saing perusahaan jadi menurun.
Bisa dibilang perusahaan harus menanggung stock out cost. Klien mungkin enggan untuk order kembali di masa mendatang.
Sebagai pebisnis, inventory tidak boleh sampai kelebihan atau kekurangan. Contoh manajemen persediaan yang baik adalah dengan menerapkan beberapa hal berikut:
- Perusahaan perlu mengetahui waktu terbaik dalam melakukan order persediaan. Jangan sampai bahan habis ketika akan proses produksi dan membuat proses ini dihentikan.
- Perusahaan perlu mengolah bahan baku yang mentah menjadi setengah jadi atau barang jadi untuk akhirnya dijual kapanpun. Dengan begini, risiko kelebihan barang dan kerugian dapat ditekan.
- Perusahaan harus bijak dalam mempertimbangkan berapa jumlah persediaan yang diperlukan.
Dengan menerapkan manajemen inventory yang baik, perusahaan bisa terhindar dari kerugian yang mungkin terjadi sewaktu-waktu.
Baca juga: Pengertian Inventory Turnover
Metode Penetapan Inventory Cost
Pengertian inventory cost adalah biaya perencanaan dalam pengelolaan barang. Jika barang tercatat banyak, tentunya perusahaan juga mengeluarkan biaya yang besar juga.
Jangan sampai perusahaan mengalami hambatan seperti kekurangan atau kelebihan inventory yang bisa menyebabkan kerugian. Sehingga penting sekali untuk menetapkan inventory cost dengan metode yang tepat. Beberapa metode inventory cost antara lain:
1. Metode Average
Metode pertama sekaligus yang paling umum adalah metode average. Proses awal dari metode ini adalah membagi jumlah persediaan yang siap untuk dijual dengan jumlah unit yang akan dijual guna memperoleh hasil rata-rata. Dari jumlah tersebut akan diperoleh persediaan akhir.
2. Metode FIFO
Metode FIFO atau First in Fist out adalah menggunakan perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP). Dengan menerapkan cara ini ketika inflasi terjadi, biaya untuk barang pertama akan lebih rendah dibanding unit terakhir.
Cara ini sesuai arus biaya aktual, yaitu barang yang dibeli pertama juga dianggap dijual lebih awal. Persediaan unit terakhir juga memiliki harga sebagaimana barang baru.
3. Metode LIFO
Metode last in first out (LIFO) kebalikan dari FIFO, yaitu pembelian persediaan akhir periode akan dijual dulu. Sedangkan barang pertama dijual akhir.
Biaya Terkait Inventory Cost
Setidaknya ada enam kategori biaya terkait inventory cost yang patut diperhatikan oleh pemilik usaha, diantaranya yaitu:
1. Ordering Cost
Biaya pertama dari persiapan serta penerbitan pemesanan pembelian, penerimaan dan peninjauan produk. Inventory cost merupakan kegiatan untuk menyaman unit yang diterima perusahaan melalui fraktur.
2. Purchasing Cost
Selanjutnya adalah pengeluaran yang paling besar dari beban pokok penjualan, termasuk biaya angkutan barang (freight-in costs).
3. Carrying Cost
Carrying cost meliputi opportunity cost terkait biaya kadaluarsa, sewa gudang, asuransi, dan lain-lain dalam manajemen persediaan.
4. Shrinkage
Kemudian ada shrinkage atau perbedaan biaya manajemen persediaan berdasarkan pembukuan dengan barang fisik, disebut juga stock opname.
5. Costs Of Quality
Selanjutnya adalah cost of quality yang terjadi jika barang perusahaan memiliki perbedaan dengan keinginan dari konsumen. Inventory cost ini untuk melakukan penentuan nilai jual, pencegahan, kegagalan internal maupun eksternal.
6. Stockout Costs
Jika barang sudah habis sedangkan permintaan sedang tinggi, solusinya adalah mengisi persediaan guna memenuhi kebutuhan penjualan.
Cara Menghitung Inventory Cost
Seiring dengan perkembangan bisnis, cara menghitung inventory cost dibedakan menjadi tiga metode sesuai kebutuhan dan jenis perusahaan.
1. Menghitung dengan Metode Average
Penghitungan menggunakan metode rata-rata diterapkan dengan cara menentukan jumlah yang merupakan bagian HPP dan nilai persediaan. Dalam proses ini, caranya dengan melakukan pembagian harga pokok barang dengan jumlah unit yang tersedia.
Metode ini diawali dengan menentukan biaya dalam setiap penjualan kemudian menambah total hasilnya. Kamu bisa menemukan unit yang tersedia untuk dijual dan menghitungnya dengan rumus:
- Rumus Metode Average = Harga Pokok Barang Tersedia / Ketersediaan Unit.
2. Menghitung dengan Metode FIFO
Selanjutnya adalah dengan metode FIFO. Cara ini menganggap bahwa HPP laba rugi merupakan aset biaya terlama. Perusahaan harus menyesuaikan aset inventaris dengan unit terbaru.
Kamu bisa mencari nilai ketersediaan barang yang dijual lalu mencatat jumlah unitnya, sehingga kamu bisa memperoleh nilai inventaris akhir. Penghitungannya dengan rumus:
- Rumus Metode FIFO = Biaya persediaan terlama x jumlah inventory terjual.
3. Menghitung dengan Metode LIFO
Dengan metode LIFO, caranya yaitu mencatat unit produksi terbaru sebagai barang yang dijual awal. Produk lama menjadi HPP dengan biaya lebih rendah dan menjadi persediaan.
Urutannya yaitu menentukan biaya inventory terbaru, menemukan jumlah dari barang yang terjual, dan menghitungnya dengan rumus berikut:
- HPP = Biaya persediaan akhir x jumlah inventory terjual
- Rumus LIFO = Biaya persediaan baru x jumlah persediaan yang terjual
Inventory cost merupakan salah satu aspek penting dalam dunia bisnis yang harus dikendalikan dengan baik. Ingat bahwa pengeluaran yang besar juga akan bergantung pada baik atau buruknya manajemen persediaan dalam suatu perusahaan.
Bagi kamu yang punya bisnis online tapi belum bisa maksimal dalam hal pergudangan atau menerapkan manajemen persediaan yang baik, percayakan saja pada kompack.id yang siap membantu.
Dengan menggunakan jasa Kompack, kamu tak hanya akan menghemat hingga jutaan rupiah untuk biaya sewa gudang hingga gaji karyawan, kamu juga tak perlu lagi pusing memikirkan keamanan produk yang disimpan di gudang Kompack. Tim kami telah berpengalaman dan memiliki SOP yang akan menjamin kualitas layanan Kompack.
Kompack adalah solusi terbaik untuk masalah manajemen, pergudangan, dan pengemasan barang. Harga layanan yang tersedia juga terjangkau sehingga kamu bisa lebih hemat. Gudang Kompack kini telah tersedia di tangerang dan Surabaya. Semakin mudah menjalani bisnis bukan?
Meski sudah memahami pengertian inventory cost, kamu mungkin terkendala dengan penerapan metode yang tepat dalam pengelolaan inventory. Oleh karena itu, kamu bisa menggunakan jasa dari kompack.id sebagai solusinya. Untuk informasi lebih lanjut, cek websitenya sekarang juga.