Iklan konvensional kini sudah mulai meredup performanya, hal ini disebabkan oleh masyarakat yang mulai jenuh. Sebagai penggantinya, kini dikenal sebuah strategi marketing yang lebih efektif bernama brand storytelling.
Masyarakat sudah bosan dengan iklan karena kemunculannya dinilai terlalu sering. Iklan selalu muncul di televisi, media sosial, bahkan di banyak aplikasi ponsel. Pola iklannya pun kurang lebih sama yaitu menawarkan produk secara langsung kepada penonton.
Sementara itu, strategi storytelling dalam marketing dinilai lebih ‘halus’ karena brand tidak langsung melakukan hard selling. Metode ini mempengaruhi calon konsumen dari sisi bawah sadar mereka sehingga mau menggunakan atau membeli produk yang ditawarkan oleh sebuah brand.
Baca juga: 7 Perusahaan dengan Storytelling yang Memukau
Cara Membuat Storytelling yang Menarik di Media Sosial
Karena masih terbilang baru, belum banyak pengusaha yang memahami cara storytelling yang efektif untuk branding. Di bawah ini akan dijelaskan secara lebih lengkap mengenai langkah-langkah yang wajib kamu lakukan.
1. Bercerita secara Sederhana
Menyampaikan cerita mengenai sebuah brand kepada calon konsumen tidak perlu panjang lebar seperti cerita sinetron, usahakan untuk selalu menyampaikan cerita secara sederhana dan singkat. Kisah yang sederhana lebih bisa diterima oleh masyarakat luas dan terkesan realistis.
Meski kisah brandmu sebenarnya rumit, usahakan untuk menyampaikannya dengan sesederhana mungkin. Hal ini dilakukan agar konsumen mudah memahami cerita dan tidak menimbulkan kesan berlebihan. Pasalnya, kompleksitas cerita mengenai brand justru mengurangi tingkat kepercayaan.
Supaya lebih mudah dalam merangkai cerita dengan alur sederhana, kamu dapat mengikuti kerangka berikut ini.
- Awali dengan masalah: jelaskan secara singkat tentang permasalahan yang terjadi dan menjadi keresahan untukmu.
- Sampaikan solusi: jelaskan bagaimana langkah-langkah yang kamu lakukan untuk mengatasi permasalahan tadi.
- Akhiri dengan kesuksesan: berikan pengaruh yang bersifat positif kepada audiens, ceritakan hal-hal yang realistis tentang kesuksesan brandmu. Tunjukkan bahwa kesuksesan tersebut dipengaruhi oleh produk dari branmu.
2. Sesuaikan dengan Target Audiens
Cara untuk bertahan di tengah persaingan bisnis yang ketat adalah menyesuaikan brand dengan target audiens. Oleh sebab itu, bisnis yang sedang dijalankan harus terhubung secara langsung dengan konsumen agar dapat menarik hati mereka dan melibatkannya lebih jauh dalam bisnismu.
Kamu memerlukan proses pendekatan untuk bisa menyesuaikan bisnis dengan target konsumen. Di sinilah brand storytelling diperlukan untuk memperkenalkan sebuah brand kepada konsumen secara halus.
Sampaikan narasi bahwa brand yang kamu miliki ini begitu memahami konsumen layaknya mereka memahami dirinya sendiri, bawakan cerita supaya konsumen dapat terhubung langsung dengan brand. Oleh sebab itu, ide-ide dari brandmu harus sesuai dengan konsumen agar dapat menginspirasi.
3. Kisah yang Menyentuh
Konsumen di zaman serba canggih sekarang ini sudah terlalu nyaman dimanjakan oleh teknologi. Banyak hal yang kini sudah bisa dilakukan secara otomatis sehingga mempermudah pekerjaan mereka dalam beberapa aspek kehidupan.
Secara tidak langsung, semua kemudahan ini membuat nilai-nilai kemanusiaan menjadi sesuatu yang mahal harganya. Namun cara mainnya masih sama seperti zaman dahulu, hal-hal yang bersifat emosional tetap lebih mudah menjangkau hati manusia. Inilah yang menjadi kunci untumu.
Buatlah promosi yang dapat menyentuh sisi emosional masyarakat, khususnya kalangan yang menjadi target pasarmu. Pola iklan atau promosi seperti ini sudah banyak diterapkan di Negeri Gajah Putih, Thailand.
Mungkin kamu juga sudah pernah melihat berbagai contoh iklan Thailand yang menguras emosi dan membuat penontonnya menangis tersedu, model iklan seperti ini merupakan salah satu implementasi brand storytelling yang apik. Tertarik untuk membuat iklan dengan cara serupa?
Baca juga: Pengertian, Proses dan Peran Storytelling dalam Marketing
4. Narasi yang Unik
Menggunakan kisah yang menyentuh saja masih belum cukup untuk dapat menarik hati para konsumen, kamu juga harus mampu menyajikan narasi yang unik dan belum pernah dilihat oleh konsumen sebelumnya.
Jika hanya menampilkan cerita yang menyentuh dengan narasi biasa, konsumen akan merasa bosan dan kurang tertarik dengan brandmu.
Narasi unik merupakan cerita yang mampu membuat penonton atau pendengarnya merasa penasaran karena belum pernah menemukan cerita serupa. Kamu dapat menampilkan cerita-cerita yang ekstrem, mencolok, mengejutkan, atau lucu.
Dengan narasi yang berbeda ini, pemirsa akan selalu mengingat hal unik dalam benaknya. Hal-hal yang menarik tentu tidak mudah dilupakan.
5. Menjadi Seorang Individu
Jangan pernah mengarang cerita tentang brandmu hanya untuk mendapatkan atensi dari konsumen. Ceritakan saja secara nyata asal mula dari brand yang kamu miliki saat ini. Hal ini bertujuan agar cerita yang diberikan kepada konsumen selalu konsisten dan otentik.
Mudah saja, kamu cukup menceritakan alasan yang membuatmu memutuskan untuk berbisnis. Agar lebih menarik, kamu dapat mengemas cerita tersebut menjadi kisah seorang individu.
Cerita yang jujur dan apa adanya tentang cara seseorang memulai bisnis adalah strategi yang bagus untuk membangun koneksi dengan konsumen. Trik ini lebih efektif untuk mempersonalisasi brandmu.
Jelaskan bagaimana visi dan misimu secara singkat saja. Jangan lupa untuk menjelaskan peran para konsumen dalam mempengaruhi brandmu.
Baca juga: 10 Cara Membangun Hubungan yang Baik Dengan Pelanggan
Lima trik rahasia marketing di atas akan lebih efektif apabila memadukannya dengan berbagai usaha lainnya. Misalnya mengenali konsumen dengan baik supaya kamu dapat menyampaikan pesan yang benar-benar dibutuhkan oleh konsumen tersebut.
Dengan begitu, konsumen akan lebih mudah dalam menerima cerita yang kamu sampaikan kepadanya. Brand storytelling yang dipraktikkan dengan baik akan menciptakan komunikasi dan hubungan yang baik dengan konsumen.
Dampaknya, konsumen akan loyal kepada brand dan produk-produkmu. Selanjutnya, kamu perlu menjaga kepercayaan konsumen yang loyal dengan terus menjaga kualitas produk. Jangan berhenti berinovasi supaya produkmu selalu relevan dengan kebutuhan konsumen.