facebook-viewcontent

Apa Itu Absorption Costing? Pengertian, Cara Hitung & Contoh

Komerce.id – Sebuah usaha membutuhkan perhitungan yang jelas dalam pembuatan produk. Perhitungan untuk harga produk biasanya tidak terlepas dari biaya apa saja yang terserap ke dalamnya, dalam hal ini disebut juga sebagai absorption costing.

Biaya penyerapan yang terjadi pada pembuatan produk tersebut tentu akan menentukan berapa harga produk? Tidak jarang metode ini sering kamu gunakan untuk mengumpulkan jumlah dana dalam proses produksi itu sendiri.

Apakah kamu sudah mengenal apa yang dimaksud dengan biaya penyerapan pada suatu produk? Jika belum maka bisa melihat pada informasi yang akan diberikan di bawah ini. Dengan begitu maka pemahaman dalam bisnis akan lebih mendalam.

Kenali mulai dari pengertian, kelebihan, kekurangan, cara menghitung, serta contoh dalam perhitungan harga produk di suatu bisnis.

Baca juga: Cara Menghitung Inventory Cost

Pengertian Absorption Costing

Pengertian absorption costing
Pengertian absorption costing, sumber gambar: pexels.com

Absorption costing adalah biaya penyerapan atau biasa disebut juga dengan biaya penuh. Jika dilihat dari konsep akuntansi maka metode ini kerap digunakan dalam perhitungan biaya secara keseluruhan pada proses pembuatan produk dalam bisnis.

Biaya-biaya yang diperhitungkan di sini tentu saja erat kaitannya dalam menyusun sebuah laporan keuangan untuk bisnis kamu. Beberapa biaya yang disebutkan pada metode ini, seperti:

  • Bahan baku merupakan bahan utama dalam pembuatan suatu produk.
  • Biaya overhead manufaktur variabel merupakan biaya untuk berjalannya operasional dan produksi seperti listrik, utilitas, maupun perlengkapan manufaktur.
  • Biaya overhead manufaktur tetap merupakan biaya untuk operasional yang sifatnya tetap seperti biaya sewa, biaya asuransi, dan lainnya.
  • Upah tenaga kerja merupakan gaji untuk karyawan yang dibayarkan pada produksi produk.

Beberapa biaya yang sudah disebutkan diatas sebenarnya adalah biaya yang langsung berkaitan dengan proses produksi. Nantinya akan menjadi aset pada perusahaan tepatnya di akun persediaan. Akan tetapi, nantinya akan lebih diperinci sehingga menjadi harga pokok penjualan.

Kelebihan Menghitung Absorption Costing

Metode ini memiliki tujuan untuk bisa menentukan harga pokok produksi barang. Biasanya akan dilihat pada pengeluaran yang dibayarkan pada proses pembuatan produk. Untuk pengeluaran yang dicatat adalah biaya tetap dan variabel.

Kelebihan dalam menggunakan metode absorption costing yaitu dapat menghitung berapa biaya yang dikeluarkan untuk membuat suatu produk. Dengan begitu, maka bisa menjadikan produk tersebut menjadi barang yang memiliki nilai standar dan harga.

Ada juga kegunaan dari metode ini untuk bisa membantu perusahaan dalam memastikan mengenai harga produk. Tentu saja dengan mencakup biaya produksi secara keseluruhan. Dengan begitu pertimbangan harga produk bisa dilakukan dengan tepat.

Kekurangan Absorption Costing

Setiap metode biasanya akan memiliki kekurangan juga di samping kelebihannya. Untuk metode ini sebenarnya kurang bermanfaat jika digunakan sebagai pengambilan keputusan keuangan. Hal tersebut dikarenakan ada biaya yang susah untuk dipresentasikan pada proses produksi seperti overhead.

Sedangkan, untuk biaya variabel sendiri juga dinilai sebagai biaya dalam mempertimbangkan harga produk. Metode ini dinilai mampu mempengaruhi keuntungan yang akan didapatkan perusahaan.

Mengapa seperti itu? Karena untuk biaya tetapnya sendiri dimasukkan ke dalam biaya produksi. Dimana untuk biaya tetap tidak akan dikurangkan pada pendapatan apabila produk tersebut belum terjual.

Baca juga: Contoh Job Order Costing

Cara Menghitung Absorption Costing

Cara menghitung absorption costing
Cara menghitung absorption costing, sumber gambar: pexels.com

Setelah mengetahui pengertian serta kelebihan dan kekurangannya maka tentu saja kamu bisa memutuskan apakah akan menggunakan metode ini dalam menentukan biaya produk atau tidak. Dan sebelum benar-benar menggunakannya bisa melihat cara menghitungnya di bawah ini:

1. Rinci Biaya secara Berkelompok

Cara perhitungan metode ini yang pertama adalah kamu harus menentukan biaya apa saja yang terkait dengan proses produksi. Setelah itu, kelompokkan setiap biaya yang sudah diidentifikasi tersebut ke dalam masing-masing aktivitas yang dilakukan.

Contohnya saja seperti biaya operasional, penelitian dan pengembangan, biaya pemasaran, biaya layanan pelanggan, dan kelompok lainnya. Kelompok-kelompok biaya ini akan memudahkan pada proses perhitungan dan pencatatan lebih rapi.

2. Tentukan Penggunaan untuk Setiap Biaya

Kemudian, pada setiap biaya yang sudah dikelompokkan tersebut maka bisa mulai diperkirakan dan ditetapkan jumlahnya. Jumlah yang dimaksud adalah berapa penggunaan biaya yang sekiranya akan dikeluarkan selama produksi produk tersebut berlangsung.

Akan tetapi, di samping itu juga harus diperkirakan untuk total waktu pada setiap aktivitas yang dilakukan. Contohnya saja seperti berapa waktu yang diperlukan untuk pegawai dalam menggunakan peralatan dalam menjalankan operasional tersebut?

3. Hitung Biaya

Setelah itu, apabila semua biaya sudah dikelompokkan dan diestimasi dengan baik selanjutnya adalah menghitung biaya. Tentu saja dalam menghitung biaya ini diperlukan sebuah rumus khusus untuk absorption costing, seperti:

Rumus Absorption Costing = (Biaya bahan baku + biaya tenaga kerja langsung + biaya overhead variabel + biaya overhead tetap) / jumlah unit yang diproduksi.

Rumus tersebut nantinya bisa digunakan untuk mengetahui harga dari produk yang sudah dilangsungkan pada operasional produksi. Dengan begitu dapat digunakan dalam menentukan berapa harga produk dengan tepat.

Contoh Absorption Costing

Contoh absorption costing
Contoh absorption costing, sumber gambar: pexels.com

Agar pemahaman yang dimiliki lebih dalam dan mendetail maka bisa langsung melihat pada contoh perhitungan dari metode ini. Rumusnya memang sudah disiapkan di atas dengan sangat jelas namun jika melihat dari contoh soal akan lebih paham lagi, seperti di bawah ini:

Gallery Magiction akan memproduksi 3.000 botol plastik dalam waktu 1 bulan. Akan tetapi, yang terjual di bulan tersebut hanya 2.500 botol plastik saja dan sisanya menjadi persediaan perusahaan. Untuk biaya total pengeluaran pembuatan satu botol kopi tersebut adalah Rp. 8.000,-.

Biaya total di atas merupakan bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Sedangkan, untuk biaya overhead lainnya dalam produksi yang dilakukan adalah Rp. 6.000.000,- sudah termasuk overhead variabel dan overhead tetap. Tentukan perhitungan untuk harga setiap produk tersebut!

Jawaban:

Perhitungan biaya overhead per botol plastik = Rp. 6.000.000,- : 3.000 botol = Rp, 2.000,- per botol.

Pertama yang harus dihitung adalah berapa biaya overhead per botol plastik yang sudah dikeluarkan. Tentu saja untuk biaya ini akan menambah pengeluaran atau biaya lainnya pada pembuatan produk. Dan selanjutnya, bisa dilanjutkan dengan menghitung absorption costing dengan cara:

Biaya absorption costing = Biaya bahan baku & pegawai + biaya overhead per botol plastik

Biaya absorption costing = Rp. 2.000,- + Rp. 8.000,- = Rp. 10.000,-

Dengan begitu maka total dari perhitungan metode ini untuk satu botol plastik adalah Rp. 10.000,-. Sedangkan, masih ada perhitungan lainnya untuk melihat berapa harga pokok penjualan bulan ini?

Jawabannya adalah 2.500 botol plastik x Rp. 10.000,- = Rp. 25.000.000,-.


Dari pembahasan di atas maka kamu bisa mengetahui cara untuk perhitungan berapa biaya operasional dari setiap produk yang diproduksi oleh perusahaan. Bisa dilihat bahwa seluruh biaya yang terjadi pada proses produksi akan dibebankan pada kelompoknya masing-masing.

Dalam pembuatan laporan keuangan tentu saja hal ini sangat dibutuhkan dalam mencari harga pokok penjualan produk. Dengan begitu, maka akan terlihat lebih terperinci dan tidak berbelit-belit dalam mencari informasi di laporan keuangan annual.

Perlu diingat bahwa absorption costing bisa digunakan jika memang perusahaan membutuhkannya. Biasanya perusahaan manufaktur akan membuat laporan persediaan secara terpisah dengan menggunakan metode ini.

Nah, supaya kamu bisa fokus menyelesaikan laporan keuangan bisnis, kamu bisa deh serahin urusan operasional bisnis kamu kepada tim ecommerce dari Komtim. Komtim menyediakan talent customer service, advertiser, dan admin marketplace yang siap membantu perkembangan bisnis kamu! Kunjungi www.komtim.id untuk informasi selengkapnya!

Bayu Kurniawan

SEO Specialist di Komerce, berpengalaman lebih dari 4 tahun dalam SEO dan sangat tertarik pada digital marketing.

Tinggalkan komentar