komerce.id – Ketika membeli produk, kamu mungkin akan menemukan angka, huruf, atau kombinasi keduanya. Nah, kode-kode inilah yang biasa disebut SKU atau Stock Keeping Unit. SKU bisa kamu temukan dengan mudah di berbagai produk yang dijual dalam berbagai bidang.
SKU merupakan kode unik yang hampir dimiliki semua produk. Kode angka dan hurufnya tidak sembarangan karena aturan dan ketentuan yang harus kamu penuhi.
SKU sendiri memiliki beberapa fungsi yang krusial dalam dunia perdagangan. Apakah kamu penasaran bagaimana cara menggabungkan huruf dan angka menjadi kode yang unik? Atasi rasa penasaran kamu dengan membaca artikel ini!
Apa Itu SKU?
SKU adalah barcode atau kode unik yang bisa kamu pindai. Biasanya, SKU terdapat pada bagian label produk. SKU sendiri memuat sekitar delapan karakter yang terdiri dari huruf dan angka atau alfanumerik. SKU menjadi solusi paling baik bagi para retailer yang hendak menjual barang dalam jumlah banyak.
Biasanya, SKU dipakai sebagai penanda masing-masing barang yang penjualannya dilakukan secara eceran. Selain itu, SKU juga bertujuan untuk memudahkan petugas dalam mencari stok barang. Langsung dari invoice dan daftar pemesanan saja, petugas bisa langsung mengetahui persediaan jika terdapat kode SKU. Memiliki SKU menjadi hal penting bagi pemilik bisnis.
Meskipun perusahaan masih kecil, SKU bisa kamu jadikan investasi jangka panjang yang menunjang kemajuan bisnis. Dengan kode unik ini, kamu bisa mengatur barang agar menjadi lebih teratur.
Fungsi SKU
SKU terdapat pada seluruh produk retail yang dijual di pasaran. Dari hal tersebut, kamu pasti sudah menebak jika peran dan fungsi SKU memang begitu penting bagi industri retail. Apa saja fungsinya?
1. Pengecekan Stok Menjadi Mudah
Salah satu fungsi SKU adalah untuk mengidentifikasi produk. SKU memudahkan kamu dalam mengenali produk (pengecekan) hanya dengan melihat kode saja. Dengan begitu, kamu tidak perlu membuka produk satu per satu.
Hal ini bisa meningkatkan kualitas layanan bisnis kamu, karena pembeli tidak perlu menunggu lama. Melalui kode SKU pada kemasan produk, karyawan bisa tahu isi dalamnya tanpa harus membuka produk.
2. Mencari Tahu Produk Best-Seller
Sebagai pebisnis, tentu kamu ingin mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Dari berbagai jenis produk yang kamu jual, pasti ada salah satu produk yang paling laris alias best seller yang telah dibeli konsumen.
Untuk mengetahui jenis produk yang paling laku, kamu bisa melihat data inventaris yang memuat SKU.
3. Membantu Melacak Penyimpanan Barang
Fungsi Stock Keeping Unit selanjutnya adalah melacak penyimpanan barang. Bila usaha kamu masih tergolong kecil dan jumlah barangnya sedikit, mungkin belum membutuhkan gudang penyimpanan. Namun, bagaimana jika usaha sudah berkembang? Tentu saja kamu membutuhkan gudang penyimpanan.
Semakin banyak barang yang ada di gudang, tentu akan semakin sulit kamu untuk mencarinya. Keberadaan SKU akan sangat membantu kamu dalam mencari barang di gudang. Hal ini dikarenakan gudang penyimpanan memuat banyak produk dengan jenis dan jumlah berbeda.
4. Menjaga Ketersediaan Stok Barang
Selanjutnya, SKU juga berfungsi untuk menjaga ketersediaan stok barang. SKU akan memudahkan kamu dalam melakukan inventori barang yang tersimpan dalam gudang. Dengan jni, kamu bisa mengetahui jenis barang yang sudah tinggal sedikit, sehingga bisa memesan lagi pada supplier.
Tanpa adanya SKU, kamu akan sulit mengetahui stok barang. Bisa jadi kamu akan terlambat memesan produk hingga membuat pelanggan kecewa.
Contoh SKU
Stock Keeping Unit adalah kode yang menunjukkan identitas masing-masing produk. Dalam proses pembuatannya, bagian awalnya biasa memuat brand. Kemudian, selanjutnya berisi nama produk dan tipenya.
Formatnya bisa disesuaikan dengan kebijakan perusahaan dan jenis barangnya. Kebanyak menggunakan urutan kondisional. Misalnya, diikuti urutan warna atau ukuran. Tentu saja sifatnya berbeda untuk tiap barang.
Berikut contoh SKU untuk produk sepatu model “Flat Shoes” dengan warna hitam. SKU-nya bentuknya bisa seperti NK-FS-BLCK-01. “NK” menunjukkan merk sepatu, “FS” menyatakan kategori flat shoes, “BLCK” menyatakan warna hitam, dan “01” menunjukkan angka produksi.
Cara Membuat SKU Produk
Membuat SKU produk sebenarnya terbilang mudah. Hanya saja, kamu harus teliti dan benar-benar membuat kode yang jelas agar tidak terjadi miskomunikasi di kemudian hari. Identifikasi jumlah produk terlebih dahulu agar lebih mudah.
Kamu bisa meletakkan jenis barang pada bagian awal, kemudian melanjutkannya dengan ukuran kemasan produk. Lalu, bisa menambahkan variasi produk. Terakhir, lengkapi dengan masa produksi barang.
Misalnya, format jenis barang-ukuran-variasi warna-masa produksi
BT-L-MRH-04/2022
BT : Baju Tidur
L : Ukuran Baju
MRH : Warna Merah
04/2022 : Masa Produksi
Hal yang Harus Diperhatikan dalam Pembuatan SKU
Membuat SKU sebenarnya tidak membutuhkan kemampuan dan keahlian khusus. Hanya saja, kamu harus memiliki kemampuan identifikasi produk, agar kode unik yang dibuat sesuai dengan ciri-ciri produk.
Semakin jelas kodenya, maka akan semakin mudah pula proses analisanya. Maka dari itu, sebelum membuat Stock Keeping Unit, perhatikan beberapa hal berikut ini.
1. Jangan Membuat Kode Panjang
Sebenarnya, tidak ada ketentuan panjangnya kode SKU. Kamu mungkin berpikir jika SKU yang panjang akan lebih mudah mengidentifikasi produk. Memang benar, jika warna merah diberi kode MERAH pasti akan sangat jelas.
Namun, sebaiknya buat SKU yang tidak terlalu panjang supaya karyawan bisa langsung memahaminya, tetapi tetap unik. Untuk warna merah, kamu bisa menggunakan kode MRH.
2. Tentukan Kode dari Cirinya
Menentukan kode produk memang cukup mudah untuk kamu lakukan. Namun, kamu tidak perlu pusing dalam memberi kode. Lihat saja jenis barang dan ciri-cirinya. Misalnya, ukuran, warna, merk, hingga tipe.
Usahakan untuk membuat Stock Keeping Unit sejelas mungkin agar karyawan bisa mengambil barang yang tepat kepada pelanggan. Kejelasan kode bisa meminimalisir kesalahan pelayanan.
3. Gabungkan Angka dan Huruf
Menggabungkan angka dan huruf adalah hal utama yang harus kamu kuasai ketika membuat SKU. Bila mengandalkan salah satunya saja, maka produk akan menjadi kurang unik dan sulit dikenali. Sebaiknya, gabungkan angka dan huruf yang relevan.
Perbedaan SKU dan UPC
SKU merupakan barcode khusus yang digunakan retailer untuk mengidentifikasi produk. Definisi ini hampir sama seperti UPC (Universal Product Codes). Meskipun tampak mirip, namun keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan.
SKU memiliki nomor unik yang berbeda bagi masing-masing retailer, sedangkan UPC nomornya bersifat universal untuk semua retailer. Selain itu, SKU juga menggabungkan alfa dan numerik, sementara UPC hanya memuat 12 numerik saja. SKU dibuat oleh seorang retailer secara internal, sementara UPC membutuhkan pendaftaran dari pemilik produk.
SKU menjadi sistem yang strategis dalam membangun bisnis retail. Teknologi ini akan memudahkan siapa saja dalam melakukan identifikasi produk dan mengecek persediaan stok.
Inventaris produk juga akan berjalan dengan lancar jika data yang didapat sesuai. Dengan menggunakan SKU, pekerjaan akan lebih efisien dan meminimalisir terjadinya human error pada proses restocking produk.
Membuat Stock Keeping Unit juga tidak sesulit yang kamu bayangkan. Terpenting, buat kode unik dengan jelas agar tidak menimbulkan kesalahpahaman dengan bawahan.