komerce.id – Manufaktur adalah salah satu cabang industri yang mengoperasikan mesin, peralatan, dan tenaga kerja dalam satu waktu untuk mengolah bahan baku. Dalam dunia manufaktur, kamu harus mengetahui istilah Work in Process Inventory (WIP inventory) karena cukup menjanjikan di era modern
Istilah ini sangat erat kaitannya dengan dunia manufaktur. Biasanya, cakupannya memuat biaya tenaga kerja, bahan baku, dan biaya overhead untuk menghasilkan produk akhir.
Bagi kamu yang baru memulai bisnis manufaktur dan masih bingung dengan WIP inventory, artikel ini sangat cocok untukmu. Berikut pembahasan terkait pengertian, cara melakukan perhitungan, dan betapa pentingnya klasifikasi persediaan WIP inventory.
Baca juga: 14 Jenis-Jenis Gudang dan Fungsinya
Pengertian Work in Process Inventory
Work in process inventory adalah inventaris barang-barang yang sudah masuk dalam tahap produksi, namun proses pengolahannya belum selesai. Sederhananya, WIP inventory adalah penyimpanan bahan baku setengah jadi.
Contohnya, ada perusahaan pakaian sebagai produk jadi. Kain merupakan bahan mentah atau bahan bakunya. Yang menjadi WIP inventory-nya adalah kain yang sudah diukur, sudah dipotong, atau sudah dibentuk menjadi pakaian tapi belum selesai dijahit.
Berdasarkan contoh tersebut, WIP inventory adalah bahan baku yang sudah melalui sejumlah proses. Dari yang semula hanya bahan mentah, berubah menjadi produk yang belum selesai, tapi sudah bisa dijual dengan biaya yang lebih murah daripada barang jadi.
Baca juga: Proses Inbound, Outbound dan Storage dalam Gudang
Istilah Terkait Persediaan Work in Process
WIP inventory merupakan suatu nilai yang hasilnya membutuhkan perhitungan. Namun, sebelum menghitung WIP inventory, perhatikan beberapa istilah berikut ini.
1. Biaya Persediaan Barang dalam Proses Awal
Pekerjaan awal dari WIP inventory adalah mengecek total aset milik perusahaan setiap siklus akuntansi. Hal ini menjadi awal mula produksi suatu barang. Untuk menghitung persediaan awal WIP, tentukan persediaan akhir WIP terlebih dahulu sebagai angka untuk periode keuangan selanjutnya.
2. Biaya Produksi
Biaya produksi mengacu pada uang yang dikeluarkan saat bahan baku melalui proses pengolahan menjadi bahan jadi. Rumus biaya produksi secara matematis adalah sebagai berikut.
Biaya produksi = bahan baku + biaya tenaga kerja + biaya overhead.
Semakin tinggi WIP inventory pada proses produksi, maka akan semakin tinggi pula biaya untuk tenaga kerja dan bahan bakunya. Dari rumus di atas, kamu bisa melihat jika work in process merupakan nilai yang sangat mempengaruhi total biaya produksi.
3. Biaya Barang yang Diproduksi
Terakhir, ada biaya barang yang diproduksi. Harga barang produksi menjadi nilai yang mewakili jumlah biaya perusahaan untuk memperoleh persediaan sampai akhir proses manufaktur. Harga pokok produksi ini mengacu pada jumlah biaya untuk menghasilkan produk akhir.
Istilah yang biasa digunakan untuk menyebut harga pokok produksi adalah cost of manufactured goods. Secara matematis, rumus COGM bisa ditentukan dengan menjumlahkan persediaan awal WIP dengan biaya produksi total.
COGM = (persediaan awal WIP – persediaan akhir WIP) + total biaya manufaktur
Apa Perbedaan Work in Process dan Work in Progress?
Dari namanya saja, kedua istilah ini memang sangat mirip. Hanya beda di kata process dan progress saja. Sebenarnya, definisi keduanya terbilang sama, hanya saja penempatan penggunaan katanya yang berbeda.
Work in process inventory lebih mengacu pada konteks operasi produksi dalam waktu singkat, misalnya produksi pakaian, perabotan, dan lain sebagainya. Sementara, work in progress biasa digunakan untuk menyebut proses dalam produksi skala besar, seperti proyek konstruksi.
Baca juga: Pengertian Job Order Costing
Pentingnya Work in Process dalam Suatu Bisnis
Work in process inventory sangat penting dalam suatu bisnis. Tentunya ada beberapa alasan yang melatarbelakangi hal ini. Salah satunya adalah karena hal ini merupakan aset. Bila perusahaan gagal dalam mencatat total WIP di neraca perusahaan, maka bisa terjadi overstatement atau understatement harga produksi.
Selain itu, WIP inventory juga penting bagi bisnis karena memungkinkan perusahaan untuk mengevaluasi efektivitas dan kinerja dari proses pembuatan barang mentah. Bila nilai WIP tinggi, maka tandanya terjadi kemacetan produksi yang menyebabkan keterlambatan produktivitas perusahaan manufaktur.
Artinya, perusahaan perlu menerapkan sejumlah solusi untuk mengatasinya. Sederhananya, work in process berfungsi sebagai penanda jika barang tersebut sudah tidak ada di gudang, tapi masih ada di ruang produksi.
Penanda ini akan memudahkan kamu dalam mengelola bisnis dan menjamin kualitas produk. Dengan adanya WIP inventory ini, kemungkinan kamu memberikan barang setengah jadi atau rusak kepada pelanggan juga semakin minim.
Bagaimana Work in Process Turut Mengoptimalkan Manajemen Persediaan Perusahaan?
WIP inventory bisa mengoptimalkan manajemen persediaan perusahaan karena manfaatnya sangat besar. Metrik perusahaan akan diawasi, sehingga:
- Mendapatkan nilai bisnis secara akurat, karena WIP inventory adalah aset yang bisa kamu masukan dalam neraca bisnis.
- Menemukan masalah bisnis lebih cepat dengan melihat angka WIP inventory. Jika tinggi, maka tandanya proses produksi kamu tidak berjalan dengan lancar. Kamu bisa langsung tahu dan mencari jalan keluarnya.
- Menghemat waktu dan mengoptimalkan kinerja tim, karena tidak perlu melakukan pencatatan persediaan barang secara manual.
- Menemukan sumber pemasok terbaik, karena kamu mempunyai kendali atas sumber pabrikan dan produk yang kamu pilih untuk bekerja sama.
Cara Menghitung Work in Process
Menghitung work in process inventory tentu saja penting untuk kamu ketahui. Langkah pertama yang perlu kamu lakukan adalah menentukan nilai setiap elemen dalam rumus. Caranya sederhana, cukup dengan mengumpulkan informasi keuangan bulan lalu guna menentukan siklus.
Kamu juga harus menjumlahkan biaya produksi dan hasilnya dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk barang jadi. Dengan begitu final WIP inventory-nya didapat dari penjumlahan WIP awal dengan biaya produksi. Lalu, kurangi dengan biaya produksi barang.
Dari penjelasan tersebut, secara matematik bisa tertulis sebagai berikut.
WIP inventory total = (persedian WIP inventory awal + biaya produksi) – biaya barang jadi
Contoh Kasus dalam Menghitung WIP
Untuk memperjelas pemahaman Anda terkait WIP, berikut contoh sederhananya. Asumsikan kamu memproduksi bahan mentah bernilai Rp15.000.000. Kemudian, biaya produksi yang perlu kamu keluarkan sebesar Rp200.000.000 dan barang jadi senilai Rp120.000.000. Maka, perhitungan WIP inventory-nya adalah sebagai berikut.
WIP inventory akhir = (biaya produksi + persediaan WIP awal) – biaya barang jadi
WIP inventory akhir = (Rp15.000.000 + Rp200.000.000) – Rp120.000.000 = Rp95.000.000
Sehingga, nilai WIP inventory-nya sebesar Rp95.000.000. Nilai ini menunjukkan banyaknya inventaris yang perusahaan miliki.
Perlu kamu ingat, jika nilai ini hanya sebagai prediksi. Pasalnya, WIP tidak bisa meramalkan pemborosan, kadaluarsa, maupun permasalahan lainnya. Untuk memperoleh hasil akurat, kamu perlu merinci segala faktor pada proses produksi.
Namun, memperkirakan WIP inventory jauh lebih baik daripada tidak ada sama sekali. Penghitungan WIP inventory ini penting untuk mengoptimalkan kinerja perusahaan manufaktur.
Work in process inventory akan sangat memudahkan kamu dalam menghitung persediaan di masa mendatang. Bisa juga memperkirakan keuntungan yang akan kamu dapatkan. Pengurusan ini akan lebih mudah bersama jasa sewa gudang terpercaya.
Sekarang, kamu tidak perlu repot-repot lagi mencari jasa sewa gudang terpercaya, Kompack bisa menjadi opsi terbaik pilihan kamu. Kompack merupakan solusi masalah pergudangan, management, dan pengemasan barang. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi kompack.id.