komerce.id – Pada proses serah terima barang, kamu mungkin akan familiar dengan istilah franco dan loco, atau franco gudang. Sebab kedua istilah tersebut cukup sering dipakai dalam hal menjelaskan bagaimana proses serah terima barang tersebut dilakukan.
Banyak perusahaan yang telah menerapkan sistem franco pada sistem pergudangannya. Selain itu, serah terima barang sendiri erat kaitannya dengan transaksi jual beli berupa barang produk maupun jasa. Maka dari itu, proses serah terima akan terus terjadi selama transaksi sedang berlangsung.
Franco gudang adalah proses jual beli barang di mana harga yang ditanggung oleh pembeli sudah termasuk biaya pengiriman atau ongkir dan pembongkaran. Jika kamu pernah belanja dengan gratis ongkir, maka kemungkinan perusahaan tersebut menerapkan sistem franco.
Baca juga: Pengertian Manajemen Pergudangan
Pengertian Franco Gudang
Sebagian orang mungkin belum mengetahui apa itu franco gudang, karena istilah ini hanya disebut dalam bidang-bidang tertentu. Franco artinya gratis atau bebas. Jadi, franco gudang adalah sistem pengiriman barang di mana ongkirnya ditanggung oleh penjual.
Itu artinya, seandainya kamu adalah pembeli maka kamu tidak perlu menanggung lagi biaya pengiriman barang yang telah dipesan.
Sementara menurut OJK (Otoritas Jasa Keuangan), franco gudang merupakan syarat penyerahan barang dalam menentukan harga di mana semua biaya pengiriman ditanggung oleh penjual hingga barang tersebut sampai di tangan pembeli.
Contoh biaya yang ditanggung oleh pihak penjual yaitu meliputi biaya pengemasan, pengiriman, biaya bongkar barang, dan pajak. Terdapat dua pengertian franco gudang, yaitu
- Franco gudang penjual mempunyai arti bahwa seluruh ongkos pengiriman ditanggung oleh pembeli.
- Franco gudang pembeli memiliki arti bahwa seluruh ongkos pengiriman ditanggung oleh penjual. Biasanya, dengan cara ini pembeli akan merasakan keistimewaan dengan ongkos kirim tanpa dipungut biaya alias gratis.
Sistem franco akan berlaku ketika penjual telah setuju terhadap berbagai biaya terkait produk, baik itu biaya ekstrinsik maupun intrinsik. Franco ini umumnya dicantumkan pada bagian akhir dalam surat penawaran di tulisan keterangan tambahan untuk melakukan distribusi barang secara domestik.
Penjelasan mengapa sistem franco masih cukup sering dipakai oleh sebagian perusahaan ialah dengan tujuan agar biaya ongkos kirim barang dapat ditekan. Terlebih lagi, sistem ini membuat pelanggan merasa puas sebab semua kegiatan pengiriman dilakukan oleh perusahaan.
Baca juga: Pengertian Cycle Count Gudang
Istilah-Istilah dalam Serah Terima Barang Selain Franco
Dalam proses serah terima barang, kamu tidak hanya akan mendengar istilah franco saja. Melainkan terdapat istilah-istilah lain yang akan kamu temui seperti Loco, FOB atau Free on Board, Cost and Freight, dan lain sejenisnya,
Pada proses serah terima barang nantinya akan berkaitan dengan cara distribusi, bagaimana barang akan dipindahtangankan dari pihak penjual ke pembeli akan ditentukan oleh transaksi selanjutnya. Apalagi, proses perpindahan barang ini cukup penting karena mempengaruhi kualitas produk.
Maka dari itu, untuk metode serah terima barang perlu diatur sejak awal. Apakah itu akan menggunakan metode Loco, FOB, CIF, franco, dan lain sebagainya. Tenang saja, kamu akan mengetahui pengertian dari istilah-istilah tersebut berikut ini.
1. Loco
Kata Loco berasal dari kata local atau lokal. Loco dapat didefinisikan sebagai kondisi ketika produk atau barang diserahkan dalam kondisi yang sebenarnya. Umumnya, lokasi penyerahannya dilakukan di gudang tempat penjualan.
Nah, sebab lokasi penyerahannya terjadi di gudang tempat penjualan, jadi pihak pembeli perlu menanggung semua biaya pemindahan barang. Dapat dikatakan, di metode ini penjual tidak perlu menanggung ongkos apa pun.
Sebutan lain dari loco ialah eks gudang atau ex works di mana produk atau barang diserahkan berdasarkan kondisi produk yang sebenarnya dan ongkos perpindahan produk dibebankan ke pembeli.
Di proses serah terima barang ini, loco cuma menghitung nilai intrinsik suatu barang. Maksud dari nilai intrinsik tersebut adalah mengacu pada harga asli produk, dengan tidak ada tambahan biaya lain seperti biaya pengiriman, pengemasan, dan pengangkutan karena hal itu ditanggung oleh pembeli.
2. Free On Board
Berikutnya, terdapat istilah lain dalam proses serah terima barang yaitu Free on Board atau dapat disingkat sebagai FOB. Maksud dari FOB ialah kondisi dimana perpindahan kepemilikan barang setelah barang dinaikkan ke dalam kapal.
Ketika sudah berada di kapal, maka produk atau barang tersebut telah menjadi sepenuhnya hak pembeli. Jadi, semua biaya yang mungkin akan dikeluarkan ketika barang berada di kapal, maka penanggungnya adalah pembeli itu sendiri.
Sedangkan di pihak penjual, biaya yang ditanggung hanya pada sampai biaya pengiriman barang ke kapal. Biasanya dalam perjanjian yang dibuat hal tersebut sudah disebutkan.
Maka dari itu, pihak penjual akan menanggung biaya pengemasan, proses pengangkutan barang hingga ke pelabuhan, biaya muat ke kapal, dan harga asli barang. Terkadang, FOB masih kerap dikenal sebagai gratis ongkos kirim. Mengapa begitu?
Alasannya karena produk atau barang masih menjadi tanggungan penjual sampai pengangkutan ke kapal. Apabila produk atau barang tersebut telah naik ke kapal, maka kepemilikannya akan berganti sepenuhnya ke pembeli sehingga biaya yang kedepannya dikeluarkan menjadi tanggungan pembeli.
3. Cost and Freight
Cost and Freight atau disingkat C&F mempunyai makna perpindahan status kepemilikan barang pada saat barang telah sampai ke pelabuhan yang merupakan tujuan pembeli.
Biaya C&F dihitung dari biaya FOB ditambah dengan biaya pengangkutan yang bermula dari pelabuhan awal tempat pengambilan barang sampai ke pelabuhan tempat barang tersebut diturunkan.
4. Cost Insurance and Freight
Berikutnya, Cost Insurance and Freight atau disingkat menjadi CIF, merupakan kondisi perpindahan status kepemilikan saat tiba di pelabuhan tujuan.
C&F dan CIF memang sedikit mirip, bedanya pada CIF perhitungan biayanya lebih kompleks karena biaya yang berkaitan dengan asuransi dimasukkan semua.
Baca juga: Apa Itu Cuci Gudang
Kelebihan Sistem Franco Gudang
Sistem franco mempunyai beberapa kelebihan. Dilihat dari sisi pembeli, maka pembeli dapat meminimalisir risiko kerugian sebagai akibat biaya harga produk atau barang tersebut. Tidak hanya itu, sistem franco ini cukup simpel karena tidak perlu lagi menghitung biaya tambahan saat membeli.
Keuntungan lainnya jika kamu melakukan pembelian produk barang yang berasal dari luar negeri, maka dengan perhitungan franco harga akhir bisa ditentukan dengan tepat. Jadi, tidak perlu melalui proses yang panjang untuk menentukan harga akhir.
Sementara dari sisi penjual, penjual tidak lagi merasa kerepotan menghitung harga. Penjual hanya perlu menghitung harga dengan sistem franco serta memasang harga sesuai dengan pengeluaran.
Itulah beberapa pembahasan yang berkaitan dengan franco gudang. Perlu kamu ketahui, pada serah terima barang dalam proses transaksi biasa melibatkan istilah-istilah yang disebutkan sebelumnya. Seperti franco, Loco, FOB, CIF, dan lain sejenisnya.
Penjelasan di atas diharapkan dapat menambah wawasan kamu baik yang berada di pihak penjual atau pihak pembeli. Jadi dalam proses serah terima barang terdapat beberapa metode yang biasa diterapkan, khususnya franco yang menjadi pembahasan kali ini.
Jika kamu masih kesulitan, serahkan saja urusan ini pada Kompack.id. Tim Kompack akan membantu kamu mengelola pergudangan barang menjadi lebih mudah dan profesional.
Kamu tak perlu khawatir bekerjasama dengan Kompack. Kami memiliki SOP yang menjamin keamanan barang kamu. Kami juga memiliki tim pergudangan yang sudah mahir dan berpengalaman di bidang ini.
Segera bergabung dengan Kompack! Lebih hemat, lebih mudah, dan terjamin keamanannya. Daftar di kompack.id untuk memulai sistem pergudangan yang menguntungkan.