komerce.id – Demi kelancaran dalam berbisnis, maka dibutuhkan data yang tepat dengan ketersediaan barang di gudang. Jangan sampai kekurangan atau kelebihan stok untuk berjualan. Itulah kenapa penting sekali memanajemen persediaan dengan average inventory. Lalu, apa itu average inventory?
Average inventory ini dibutuhkan dalam dunia bisnis guna mengetahui stok barang, apalagi ada banyak barang di dalam gudang yang pengaturannya tidak boleh sembarangan. Barang harus selalu siap jika sewaktu-waktu ada pembeli, supaya proses distribusinya lancar.
Dunia bisnis memerlukan banyak metode penting dalam manajemen penjualan. Bagi kamu yang ingin menjalankan bisnis dengan lancar, penting sekali untuk tahu cara menghitung average inventory atau persediaan rata-rata. Supaya lebih jelas, simak penjelasannya berikut.
Baca juga: Pengertian Adjust Inventory
Apa itu Average Inventory?
Average inventory atau persediaan rata-rata merupakan metode perhitungan yang diterapkan oleh pebisnis untuk memperkirakan rata-rata persediaan atau stok barang dalam waktu tertentu. Persediaan rata-rata itu penting diketahui agar manajer gudang atau pemilik toko tidak perlu risau jika suatu barang terlalu lama berada di gudang.
Penghitungan persediaan rata-rata biasanya dengan menambahkan saldo awal ke saldo akhir lalu membagi jumlah periode akuntansi. Biasanya bisnis akan menghitung persediaan barang pada akhir bulan, namun jumlah tersebut mungkin akan dipengaruhi oleh stok keluar yang besar.
Jadi, inti dari average inventory adalah perhitungan untuk memperkirakan stok barang dalam periode tertentu.
Kamu juga bisa menggunakan perhitungannya bersama laporan pendapatan akhir bulan. Sehingga bisa menentukan stok barang yang tersedia dalam bisnis guna mendukung penjualan yang terjadi pada tingkat tersebut.
Apakah menghitung average inventory sulit? Bagaimana cara menghitung rata-rata persediaan?
Kamu bisa menggunakan rumus berikut ini:
- Rata-rata persediaan (average inventory) = (Persediaan awal bulan + persediaan akhir bulan) / 2
- Rasio perputaran persediaan = Penjualan / Rata-rata persediaan ((persediaan awal bulan + persediaan akhir bulan) / 2)
Selain itu, kamu juga bisa menghitung rata-rata inventory dengan menjumlahkan nilai persediaan pada akhir bulan dan membagi totalnya dengan jumlah bulan. Rumus rata-rata inventory dalam dua bulan adalah (Bulan 1 + Bulan 2) /2.
Jika ingin menghitung average inventory empat bulan, maka rumusnya = (Bulan 1 + Bulan 2 + Bulan 3 + Bulan 4) / 4.
Ada juga yang menghitungnya setiap hari, rumus rata-rata inventory = (Persediaan pada awal hari + Persediaan pada akhir hari) / 2.
Baca juga: Apa itu Inventory Turnover?
Apa itu Rasio Perputaran Persediaan?
Selain mengetahui apa itu average inventory, berikutnya adalah rasio perputaran persediaan. Arti rasio perputaran persediaan adalah berapa kali suatu bisnis menjual kemudian mengisi lagi stok barang dalam periode waktu tertentu.
Jika perputaran persediaan atau stoknya tinggi, berarti permintaannya juga tinggi terhadap produk tertentu. Ini berarti perusahaan harus sering menyetok kembali (restock).
Namun jika perputaran persediaannya rendah, berarti menunjukkan penjualan yang menurun. Dari situ dapat diketahui bahwa barang tersebut memiliki sedikit peminat.
Rasio perputaran persediaan merupakan ukuran mengenai seberapa efektif atau baiknya suatu bisnis bisa menjual produknya. Bisnis juga bisa menggunakannya guna mengelola stok barang dengan lebih efisien.
Jika rasio perputaran suatu bisnis tinggi, itu berarti pebisnis harus menambah stok yang mereka beli. Apabila stok perputaran persediaan tergolong rendah, maka harus ada hal yang dianalisis lagi. Bisnis mungkin mengalami masalah komunikasi, terutama pada bagian penjualan dan pembelian.
Manfaat Menghitung Average Inventory
Dalam menghitung persediaan rata-rata, ada beberapa cara yang bisa kamu gunakan. Dengan cara-cara tersebut, manfaatnya juga bagus untuk bisnis. Berikut ini adalah manfaat atau guna menghitung average inventory:
1. Menghitung Rasio Omset Rata-Rata
Dengan metode penghitungan average inventory, kamu bisa mengetahui rasio dari omset rata-rata. Caranya dengan membagi persediaan rata-rata dengan biaya dari stok barang terjual. Cara ini bisa membantumu mengetahui seberapa banyak barang yang perlu diisi ulang dalam periode tertentu.
Misalnya, jika nilai persediaan rata-rata selama satu tahun adalah 10.000.000 dengan biaya persediaan stok yang terjual 100.000.000.
Itu berarti rasio omset rata-ratanya adalah 100.000.000 / 10.000.000, berarti 10. Artinya, dalam setahun kamu harus restock barang setidaknya 10 kali supaya penjualan bisa berjalan dengan baik.
Contoh lain, apabila nilai persediaan rata-rata selama satu tahun adalah 5.000.000 dengan biaya persediaan stok barang terjual 40.000.000, berarti rasio omset rata-ratanya 40.000.000 / 5.000.000 sama dengan 8. Kamu harus stok barang setidaknya 8 kali dalam setahun.
Rasio omset rata-rata adalah petunjuk bahwa bisnismu mempunyai penjualan yang kuat karena stok harus sering diisi ulang. Manfaat lainnya adalah restock tak perlu kamu lakukan berulang-ulang karena bisa sekaligus dari jumlah perhitungan yang telah kamu peroleh.
2. Menghitung Periode Persediaan Rata-Rata
Average inventory juga bisa memberi manfaat lain, yaitu menghitung persediaan rata-rata. Caranya dengan menerapkan rasio omset rata-rata yang bertujuan untuk menentukan periode waktu suatu barang perlu disimpan sebelum akhirnya dijual.
Kamu bisa menghitungnya dengan membagi periode persediaan rata-rata dengan jumlah hari, minggu, maupun bulan pada periode tersebut. Tergantung jenis frekuensi yang kamu inginkan.
Misalnya begini:
Jika rasio perputaran rata-rata tahunan 6,8. Berarti average inventory diketahui dengan membagi 365 (jumlah hari dalam setahun) dengan 6,8. Hasilnya adalah 53,67. Ini berarti lama stok yaitu 53,67 hari.
Dari perhitungan di atas, penyimpanan stok memerlukan waktu hampir dua bulan. Setelah itu, kamu bisa membandingkannya dengan kompetitor.
Jika periode 53,67 hari tergolong tinggi, berarti kamu harus mempertimbangkan dengan matang apakah perlu meningkatkan penjualan atau mengevaluasi manajemen inventaris.
Contoh Kasus Average Inventory
Supaya lebih jelas tentang apa itu average inventory, perhatikan contohnya dalam periode tiga bulan berikut ini:
- Bulan 1: Hitungan inventaris = 1000 dengan nilai inventaris = 6.000.000
- Bulan 2: Jumlah inventaris= 800 dengan nilai inventaris = 5.800.000
- Bulan 3: Jumlah inventaris= 500 dengan nilai inventaris = 2.000.000
- Jumlah inventory rata-ratanya = (1000 + 800 + 500) / 3 = 766
- Nilai inventory rata-ratanya berarti (6.000.000 + 5.600.000 + 2.000.000) / 3 = 4.600.000
Kesimpulannya dalam waktu tiga bulan itu, berarti ada 766 item persediaan yang mewakili persediaan dengan nilai 4.600.
Dengan menghitung average inventory dalam bisnis, kamu dapat lebih hemat dalam menggunakan biaya penyimpanan. Kamu juga tidak perlu khawatir adanya pemborosan dana dalam bisnis. Dengan kata lain, persediaan rata-rata adalah hal penting dalam dunia bisnis.
Jika kamu ingin menjalankan bisnis dengan lebih mudah sekaligus lancar, cobalah layanan manajemen serta inventaris terbaik dengan kompack.id. Jasa pergudangan terbaik dan terpercaya bagi kamu yang punya bisnis online. Bersama kompack, bisnis akan lebih praktis, hemat, dan mudah.
Bagaimana Kompack akan membuat pengeluaran bisnismu lebih hemat? Kompack memangkas biaya-biaya besar yang harus kamu keluarkan seperti biaya sewa gudang, renovasi, perlengkapan gudang, gaji pegawai, dan sebagainya. Kamu tak perlu memikirkan itu semua karena Kompack bebas biaya sewa bulanan. Kamu cukup bayar biaya packing mulai dari Rp. 2.500 per paket.
Kelebihan lainnya yaitu barang terjamin aman karena disimpan dalam gudang tepercaya, ada SOP untuk mendukung kelancaran proses fulfillment, serta adanya tim yang terampil. Kamu tak perlu khawatir dengan keamanan barang yang kamu simpan di gudang Kompack.
Bahkan, barang jualanmu bisa kamu kirim ke gudang kapanpun. Setelah mengetahui apa itu average inventory dan berbagai perhitungannya, kamu pasti semakin tertarik dengan kompack.id kan?